Get Gifs at CodemySpace.com

Sunday, August 7, 2011

Pintar vs Bodoh ala Bob Sadino



Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya
Miskin Keberanian untuk memulai –Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.
Telalu Pandai Menganalisis –Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.
Ingin Cepat Sukses –Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.
Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.
Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.
Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.
Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.
Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.
Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.
Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas
Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,
Mencampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.
Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga
Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri



sumber : 

Jual Es Batu: Ide Sederhana dengan Keuntungan Maksi


Jangan anggap remeh bisnis satu ini. Dengan modal minimal, pengelolaan sederhana, hebatnya lagi, bisa dibuat sebagai bisnis sampingan.
Peralatan yang diperlukan hanya sebuah freezer (minimal kapasitas 300 Liter atau kalau ingin profesional sekalian, coba cek di rumah mbah google mengenai mesin es polar- banyak yang jual tuh… ) dan cetakan es batu yang dengan mudah ditemukan dipasaran. Cetakan es batu dapat pula dibuat dari plastik 1 kg, yang diisi air lalu dibekukan. Hanya saja, jika menggunakan plastik, es batu yang dihasilkan besar-besar, dan konsumen harus memecahkannya lagi.
Bentuk (cetakan) es batu sangat tergantung dengan target pasar yang dibidik. Okelah, di sini kita akan membidik konsumen kita dari kelompok penjual makanan dan minuman pinggir jalan(penjual nasi goreng/pecel lele, cafe, resto bakso, dsb).
Apa yang berbeda dengan ES BATU kita?
Pernah baca artikel: Es batu lebih kotor dari air comberan? Thats it…untuk meningkatkan nilai jual kita, buatlah sebuah tag untuk produk es batu kita yang higienis, aman dan tentunya sehat. Untuk promosi, buatlah stiker, brosur, dan leaflet yang menunjukkan bahawa es batu dengan merek “A” (merek yang kita buat untuk es batu kita, tentunya) diproduksi seara sehat, sumber airnya juga bersih dan sehat, jika perlu uruslah surat dariDEP KES dan balai POM.
Lalu apa masih untung? Ya, masih. Dengan kualitas yang kita berikan, harga jual bisa lebih baik, apalagi kita dapat pula bekerja sama dengan konsumen kita (penjaja makanan, resto dsb) untuk membuat kampanye bahwa warung/resto mereka menggunakan es batu bermerek “A” yang dijamin sehat.
Sebagai referensi pengusaha es batu, kalau di Jogja, anda bisa melihat produsen ES POLAR yang memasok kebutuhan es batu untuk resto dan cafe di Jogja…..
Ide sederhana untuk bisnis, kan?
Selamat mencoba….


Motivasi : Bangkit dari Kegagalan

VIDEO MOTIVASI

Semangat motivasi sukses

10 Kiat Sukses

Friday, August 5, 2011

Usaha Coklat Rumahan Yang Menggiurkan


Minat konsumen akan cokelat, memang tidak perlu ditanyakan lagi. Segala menu makanan maupun minuman yang menggunakan cokelat, banyak digemari masyarakat dan selalu laris manis dipasaran. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian orang, sehingga mereka memilih cokelat sebagai usaha baru yang cukup menguntungkan.
Walaupun sudah banyak produk cokelat import yang beredar dipasaran, namun produk cokelat dalam negeri yang dibentuk dengan cetakan unik dan menarik berhasil merebut hati masyarakat luas. Dengan menawarkan produk cokelat yang dikreasikan seunik mungkin dan dikemas menggunakan kemasan yang menarik, kita bisa bersaing dengan cokelat-cokelat import yang selama ini menguasai pasar.
Sebagian besar masyarakat menyukai makanan manis ini, bukan hanya anak-anak saja. Tapi cokelat juga disukai oleh anak muda, orang dewasa sampai orang tua, baik pria maupun wanita. Bukan hanya itu saja, saat ini cokelat banyak digunakan sebagai souvenir atau bingkisan dihari-hari special (contohnya saat perayaan hari besar agama, ulang tahun, dll). Melihat banyaknya peminat cokelat dan luasnya potensi pasar, maka tak salah lagi bila kita menjadikan cokelat sebagai peluang usaha baru.
Untuk menjalankan peluang bisnis ini tidaklah sulit, yang perlu dipersiapkan adalah modal. Beberapa modal yang dibutuhkan antara lain, bahan baku cokelat yang berkualitas dan peralatan untuk memproduksi cokelat. Selain itu kemauan dan ketrampilan untuk mengkreasikan cokelat, juga menjadi modal utama yang wajib kita miliki.
Secara garis besar, proses produksi cokelat sangatlah mudah. Biasanya pelaku usaha menggunakan jenis dark cokelat, white cokelat, dan cokelat susu, sebagai bahan bakunya. Proses pembuatan kreasi cokelat dimulai dari mengencerkan cokelat dengan cara ditim, selanjutnya cokelat yang sudah encer dimasukan kedalam berbagai cetakan unik yang telah disiapkan. Untuk membekukannya, kita bisa memasukan cokelat-cokelat ke dalam almari es selama 15 menit. Dan agar produk kita semakin cantik dan menarik, kita juga bisa menambahkan pewarna makanan dan aroma rasa tertentu pada cokelat yang kita produksi. Misalnya saja rasa stroberi, anggur, lemon, dan mint. Terakhir, kemas cokelat dengan kemasan produk yang unik, seperti toples berbentuk hati, bunga, kotak, dan dilengkapi dengan hiasan pita.
Bisnis cokelat cocok dijadikan sebagai peluang usaha baru, sebab semakin hari peminat cokelat terus meningkat. Sehingga peluang pasarnya juga semakin besar. Proses produksi cokelat juga relatif mudah, jadi semua orang bisa mencoba bisnis ini. Disamping itu bisnis cokelat juga tidak membutuhkan modal besar, sebagai alternatif skala industri rumahan kita bisa menggunakan peralatan produksi dengan alat rumah tangga yang ada dirumah.
Meski usaha kreasi cokelat ini masih terbilang baru, namun persaingan pasarnya sudah sangat ketat. Ditambah lagi banyak produk cokelat dari luar negeri yang sudah beredar dipasaran, sehingga dibutuhkan inovasi baru untuk memenangkan persaingan pasar. Kendala lainnya yaitu persediaan bahan baku dengan kualitas baik yang masih sangat kurang.
Untuk mengenalkan usaha baru, kita bisa menggunakan strategi pemasaran melalui pameran-pameran yang sering diadakan di kota kita. Selain itu pemasaran juga bisa dilakukan dengan menitipkan produk cokelat tersebut di toko-toko kue, atau di supermarket yang ada di sekitar kita. Bila perlu buatlah brosur atau pamflet untuk produk cokelat kita, cantumkan pula layanan terima pesanan sesuai keinginan konsumen. Agar konsumen tertarik dan berminat membeli cokelat kita.
Penggunaan teknologi seperti internet, juga bisa membantu kita untuk mengenalkan produk kreasi cokelat hingga berbagai daerah. Pemasaran online yang bisa digunakan antara lain  membuat website atau blog untuk membuka toko online tentang cokelat. Sehingga kita dapat menjangkau peluang pasar yang lebih luas.
Kesuksesan usaha baru ini terletak pada kreativitas dan inovasi produk yang ditawarkan. Dengan menciptakan cokelat dengan aneka bentuk dan rasa, maka minat konsumen akan semakin meningkat. Untuk itu tingkatkan kemampuan kita untuk menciptakan aneka cokelat yang unik dan tidak kalah enak dengan cokelat impor. Selain itu berikan harga yang bersaing dan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Agar produk kita bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

Analisa Ekonomi
1.  Modal awal
  • Peralatan masak (loyang,cetakan cokelat, panci,dll) Rp 600.000
  • Kompor gas + tabung gas 3 kg  Rp 350.000
  • Perlengkapan (toples,plastik kemasan, pita,dll) Rp 200.000
  • Bahan baku (cokelat, pewarna makanan, dll) Rp 1.500.000
Total Rp 2.650.000
2.  Peralatan masak dan kompor gas mengalami penyusutan, setelah pemakaian tiga tahun.
  • Penyusutan per bulan = (1/36 bulan x Rp 950.000) Rp 26.800
3.  Omset per bulan
  • Kemasan toples : 3 toples x @Rp 35.000×30 hr Rp 3.150.000
  • Kemasan bungkus : 300 bungkus x @ Rp 1.000  Rp 300.000
Total Rp 3.450.000
4.  Biaya operasional per bulan
  • Bahan baku per bulan Rp 1.500.000
  • Perlengkapan kemasan cokelat  Rp 200.000
  • Listrik dan telepon Rp 200.000
  • Biaya promosi (biaya internet, brosur,dll) Rp 300.000
  • Transportasi  Rp 150.000
  • Biaya penyusutan Rp 26.800
Total  Rp  2.376.800
5.  Laba/rugi per bulan
  • Rp 3.450.000-Rp 2.376.800= Rp 1.073.200,00
BEP (modal awal : laba per bulan) =  2,5 bulan

Sumber artikel: Bisnis ukm dan redaksi
Sumber gambar: steooz.blogspot.com



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India